LINTAS NEWS, KUBU RAYA – Ikatan Santri dan Alumni Abdussalam menggelar silaturahmi bersama mahasiswa di Kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Abdussalam, Jalan Parit Surabaya, Desa Pasak, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Minggu, (14/1/2024) pagi.
Rangkaian kegiatan ini bertajuk “SAPA MAHASISWA STEI ABDUSSALAM” yang dihadiri langsung oleh Rektor STEI Abdussalam Hafidloh, M.M, Warek Ust. Hasani, M.H dan Narasuber Ketua IKSAS Kalbar, H.M. Taufiq Astian, Dh, Aktivis Negarawan Slamet Funata, Aktivis PMII Khotib Batu Bara, Anggota HMI Cabang Pontianak Syahrul, Basri, M.E, Jurnalis M. Hasanuddin, S.Pd. semua para nasumber tersebut merupakan bagian dari Alumni Pondok Pesantren Ambussalam.
Rektor STEI Abdussalam Hafidloh M.M. menyampaikan, apresiasi atas terlaksananya kegiatan SAPA MAHASISWA STEI ABDUSSALAM yang digagas oleh para Alumni Abdusaalam, karena kegiatan seperti ini dapat menjembatani antara mahasiswa dan alumni bersilaturahmi dengan baik.
“Tentu saya mengharapkan, mahasiswa ini bisa berperan aktif sebagaimana seperti abang-abang alumni tadi memberikan materi atau motivasi untuk adik-adiknya kepada mahasiswa disini,” tuturnya Hafidloh
Berharap usai kegiatan ini mahasiswa untuk lebih bersemangat sehingga dapat lebih berwarna kampus STEI Abdussalam dengan dorongan dan semangat dari para Alumni Pondok Pesantren Abdussalam.
“Jadi mereka tahu, nanti kedepanya setelah mereka lulus kuliah mau kemana, dan akan melakukan apa. Dengan adanya shering-shering seperti ini mahasiswa dapat terbuka dan bisa menambah ilmu dari para seniornya (Alumni Abdussalam),” harapnya.
Tambahnya Nyai Hafidloh, mengajak para Alumni untuk bergotong royong dalam memajukan dunia pendidikan secara umum, khususnya pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Abdussalam.
“Kedepan para alumni yang memiliki kemampuan dibidangnya bisa ikut andil dalam membantu mengajar menerapkan keilmuannya, namun bagi alumni yang tidak sejalur tetapi dapat berkarir lainnya, misalkan di digital marketing bisa juga berkontribusi dengan memberikan karya-karyanya atau menampung karya adik-adik mahasiswa/ santri,” paparnya.
Kedepannya STEI Abdussalam tidak hanya dapat berkecimpung di Kabupaten Kubu Raya melainkan juga di tingkat Provinsi Kalimantan Barat, bahkan ketingkat nasional. Kata Rektor, alumni Abdussalam merupakan tangan kanannya. “Kalau mahasiswa adalah inputnya, ya alumni adalah outputnnya,” ungkapnya.
Nyai Hafidloh menjelaskan bahwa STEI Abdussalam sudah diberikan izin operasional pada tahun 2023 setelah pengajuan panjang mulai dari tahun 2020. Meski keberadaan kampus STEI Abdussalam ini terletak di sebuah pedesaan, Desa Pasak, Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya dengan maksud dan tujuan dapat menampung anak-anak desa dan santri yang ingin melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi dengan biaya minim, serta menjadikan santripreneur atau pengusaha. Atau pemuda-pemudi yang mempunyai cita-cita luhur untuk mensejahterakan negeri ini.
Ditempat yang sama, Ketua IKSAS Kalbar Ust. H.M. Taufiq Astian, Dh mengatakan, para alumni yang sudah berada diluar mahasiswa dan mempunyai pengalaman dapat berbagi ilmu di STEI Abdussalam dan Pondok Pesantren. Meski keberadaanya tertutup, tetapi bukan berarti mereka harus tertutup dari dunia luar.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini yang dilakukan para alumni bisa berbagi pengalaman kepada mahasiswa STEI Abdussalam, dan ini menunjukan satu-kesatuan IKSAS Kalbar, jangan sampai alumni ini terkotak-kotak,” ujarnya Taufiq Astian.
Sebagai alumni harus dapat berkolerasi dengan sesama alumni yang sudah tergabung dalam IKSAS demi kemajuan pondok pesantren. Dan alumni yang ada diluar bisa juga membawa bukti nyata pada sebuah lembaga untuk keberhasilan.
Ketua IKSAS Kalbar berharap agar para alumni bersama-sama menyatukan hati, menyatukan tindakan juga dalam setiap kegiatan yang ada hubungannya dengan pondok pesantren.
“Kalau berbicara dengan kesibukan, semuanya sibuk, tapi bagaimanapun juga harus luangkan waktunya, demi menunjukan kekompakanya dan demi tetap adanya hubungan batin antara guru dengan santri/ alumni,” terangnya.
Ustad Taufiq Astian menilai kegiaan seperti ini positif dan harus kontinyu, secara priodik kedepannya akan mengatur waktu bersama dan kegiatan ini harus berkelanjutan, selama akses itu masih ada baik di STEI Abdussalam maupun di Pondok Pesantren. (HaDin)