Perjuangan Masyarakat Tumbang Titi Tahun 1914 Melawan Ketidak Adilan Kolonial Belanda

LINTAS NEWSTumbang Titi merupakan kota juang yang pernah di jajah oleh kolonial Belanda, Sejarah Tumbang Titi masih dibawah pemerintahan Kerajaan Matan akhir dan tahun 1828 Kerajaan Matan di taklukan oleh Kolonial Belanda. Pada Tahun 1900 diadakan penandatanganan plakat pendek oleh raja-raja di Indonesia termasuk di Kerajaan Matan.

Pada masa kolonial Belanda mengusai daerah setempat, orang-orang Belanda ini melakukan Eksplorasi wilayah tumbang titi dengan menelusuri Sungai pasukan Belanda mendarat melalui Sungai pawan melewati daerah Abut Bekake menggunakan sampan dan mereka memintas kedaerah Sungai Melayu pada saat itu juga pasukan Belanda tidak tahu arah jalan menuju ke Pembihingan Tumbang Titi Belanda ini menunjuk satu orang untuk menjadi petunjuk jalan.

 

Pasukan Belanda ini juga mengeksploriasi dari bidang ekonomi, agama dan sebagainya juga pemerintahan Belanda ini datang dengan maksud untuk memungut pajak atau blasting saat itu Masyarakat Dayak setempat merasakan Pemerintahan Belanda ini menyiksa, ingin membunuh dan mereka tidak pernah memiliki mata uang Belanda. Karena pemungutan pajak inilah kenduruhan bajir dan uti usman melakukan perlawanan kepada kolonial Belanda.

Pajak pada saat itu masih dikumpulkan tapi tidak disetorkan ke Belanda dan mereka mempergunakan untuk melakukan perlawanan, membangun benteng di kedang dan untuk membeli material, amunisi serta persenjataan untuk persiapan melawan Belanda.

Foto. Tim Charino, Tri Anjani, Stevania Dea Merieska, Fitra Liana Suswati

Lalu Pemerintahan Belanda ini membuat aturan agar Masyarakat Tumbang Titi membayar pajak dan Belanda juga mengirim 5 Brigade dengan tujuan untuk memadamkan pemberontakan oleh uti usman, Ketika Uti Usman memaklumatkan perang maka itu menjadi pemicu goncangan bagi daerah di Tayap, Laor, Simpang Dua dan Melano, goncangan yang paling besar tepatnya di Tumbang Titi. Perang antara Masyarakat setempat dan Belanda pecah pada Tahun 1914 pada saat itu Masyarakat di pimpin Panglima Tentemak Bersama Raden Johari strategi yang di gunakan adalah bersembunyi di atas-atas pohon seperti hantu ada tembakan tapi tidak ada orangnya dan pada saat itu Kapten Brans tertembak oleh pihak Masyarakat setempat.

Panglima Tentemak saat itu Ketika ingin memenggal kepala Kapten Brans, masih ada serdadu yang hidup yang kemudian menembak beliau maka panglima tentemak pun gugur.

Tanggal 20 juli 1914 satu kompi serdadu Belanda berangkat dari Batavia menuju Kalimantan Barat mendapat arahan dari markas di militer Pontianak, kapten Reumpol merebut benteng kedang dan pada akhirnya para pejuang tewas, termasuk Uti Usman.

Kemudian Kenduruhan Bajir melarikan diri dengan sisa pejuang yang masih ada mereka membuat peradaban sendiri di daerah sepulai. Uti Usman, Panglima Tentemak dan Kenduruhan Bajir adalah tokoh yang Bersama Masyarakat Tumbang Titi pada tahun 1914 melawan penjajah Belanda.

Sumber : Tim Charino, Tri Anjani, Stevania Dea Meriesta, Fitra Liana Suswati