LINTAS NEWS, KALBAR – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) Telah menetapkan Tanggal 14 Pebruari 2024 yang merupakan hari pemungutan suara, untuk memilih wakil rakyat baik pusat maupun daerah dan memilih presiden.
Pengamat Hukum dan Kebijakan Publik Universitas Panca Bakti Pontianak menjelaskan, bahwa pemilu merupakan instrument perwujudan kedaulatan rakyat yang akan menentukan Bangsa dan Negara ini.
“Jika rakyat salah dalam memilih wakilnya yang akan duduk sebagai anggota DPR, DPRD dan Presiden maka rakyatlah yang akan mengambil resiko atas kesalahan itu. Oleh sebab itu rakyat harus memandang bahwa pemilu merupakan suatu hal yang sangat penting, karena pemilu ini akan menentukan bagaimana nasib rakyat dan Indonesia kedepan,” tuturnya Dr. Herman Hofi kepada Lintas News. Minggu, 4/2/2024.
Rakyat harus memilih wakil rakyat yang mampu memahami arti dan makna dari rakyat itu sendiri. Wakil rakyat yang di pilih harus orang yang mengerti benar bagaimana nasib bangsanya. Karena Pemilu 2024 harus menjadi starting stones dalam menentukan nasib bangsa kedepan.
“Pemilu harus benar- benar menjadi ajang kontestasi untuk mencari wakil rakyat yang berilmu, berani, bernurani dan berparadigma etis. Sehingga ketika rakyat di cubit maka wakil rakyat akan merasakan sakitnya,” tuturnya.
Mengingat pemilu merupakan hal yang sangat penting maka rakyat harus terus diberikan pemahaman yang benar, sehingga dapat memilih wakil rakyat yang benar bukan hanya sekedar memilih, apalagi memilih seseorang karena di dasari bujuk rayu materi atau karena bagi-bagi sembako saja. Tetapi orang yang benar-benar memiliki kemampuan dan keberanian untuk mewakili rakyat.
“Wakli rakyat yang telah di amanahkan pemilihnya sebagai anggota DPR /DPRD bertanggung jawab kepada rakyat yang memilihnya harus menyadari akan tanggung jawab itu,” jelasnya.
Selain perlunya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilu ini, masyarakat harus didorong untuk mengawasi proses pelaksana pemilu hingga perhitungan suara. Rakyat wajib mempelototi kerja KPU dan BAWASLU sampai pada perhitungan suara jangan sampai ada kecurangan.
(Hadin)