Proyek P3-TGAI Desa Merbang Sekadau Ambruk, Diduga Pekerjaan Tidak Sesuai RAB

LINTAS-NEWS.COM, PONTIANAK –
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai Kalimanatan I Pontianak mengucurkan Dana anggaran Ratusan Juta Rupiah yang di peruntukan untuk kelompok tani yaitu melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air (P3-TGAI) di wilayah Kabupaten Sekadau, Desa Merbang Kecamatan Belitang Hilir.

Proye pembangunan P3-TGAI Tahun anggaran 2023 kurang lebih senilai Rp 180 Juta dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Wilayah Sungai Kalimanatan I Pontianak, Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Kalimantan I dengan Pelaksana Kegiatan P3A Pusaka Tani.

 

Tim melakukan mengkonfirmasi terkait adanya proyek ambruk ke pihak Balai Wilayah Sungai Kalimanatan I Pontianak, ditemui salah satu Staf P3A, Budi  menyampaikan tidak mengetahui terkait permasalahan ambruknya pintu air tersebut.

“Proyek ini dananya langsung kesana, diserap disana, mereka yang kerja, mungkin pekerjaan ini tanggungjawabnya mereka,” kata Budi kepada lintas-news.com. Jumat (06/10/2023) sore di ruang tamu Kantor BWSK 1 Pontianak.

Ia membantah terkait anggaran itu dari pusat, namun kemudian mengakui bahwa anggaran itu juga melalui BWSK.

“Saya akan sampaikan kepada bapak Norman, mungkin nanti bapak norman menindaklanjuti seperti apa ke pihak desanya, kalau tidak ke desa mungkin ke Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang memperbaiki bangunan itu,” terangnya Budi.

Budi juga menjelasakan pekerjaan yang profesional juga ada kesalahan tidak sempurna, apalagi yang mengerjakan proyek ini P3A “Mohon maaflah yang mengerjakan dari petani,” dengan anggaran kurang lebih senilai Rp 180 Juta.

Terkait kehadiran awak media dan apa yang dipertanyakan awak media akan disampaikan kepada yang bersangkutan bapak Norman selaku PPK

Sebelumnya di beritakan di salah satu media online berjudul Pembangunan Irigasi Ambruk Di Duga Pengerjaan Asal Jadi.

Mengungkapkan melalui warga setempat Ibas (60), Mengatakan kepada Tim yang bertugas dilapangan, “Kami sangat berterimakasih atas pembangunan irigasi di wilayah kami (Red), tujuan pembangunan saluran irigasi tentunya untuk petani. Pada gilirannya nanti, Saluran irigasi akan memperkecil biaya produksi karena ketersediaan air yang melimpah ke sawah dan perladangan petani. Namun jika Saluran irigasi dikerjakan asal-asalan, selain merugikan Negara, juga akan dialami petani karena tujuan pembangunan irigasi yakni pengairan ke persawahan, gimana mau mengairi sawah, belum digunakan aja sudah roboh” Ujarnya. Dilansir dari mentari khatulistiwa. Id

Menurut, Ibas untuk mengamankan kepentingan masyarakat dan petani di Desa Merbang, kami meminta agar Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimanatan I Pontianak, mengevaluasi pekerjaan tersebut. Kemudian untuk pihak terkait mengusut pembangunan irigasi demi kesinambungan pembangunan ekonomi petani di Kabupaten Sekadau terkhusus di Merbang.

Hasil pantauan tim dilapangan pengerjaan diduga tanpa adanya penggalian pondasi batu dan besi penahan, sehingga akibat bangunan irigasi tersebut roboh, tidak kokoh, dan tidak bertahan lama, bahkan belum sempat digunakan sudah ambruk duluan. (Tim)