Israel Beri Waktu 24 Jam Minta PBB Evakuasi 1,1 Juta Warga Sipil Tinggalkan Gaza

LINTAS-NEWS.COM – Israel memberi waktu 24 jam kepada PBB untuk memerintahkan kepada seluruh warga sipil Kota Gaza, mengevakuasi 1,1 juta untuk meninggalkan wilayah itu menuju ke selatan.

Saat ini militer Israel siap melakukan invasi, setelah mereka mengumpulkan tank-tank di dekat jalur Gaza.

 

“Sekarang adalah waktunya untuk berperang,” ujar Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada hari Kamis (12/10/2023).

PBB mengatakan, perintah evakuasi Israel tersebut akan berdampak pada sekitar 1,1 juta orang atau hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas meminta agar perintah tersebut dibatalkan, untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi bencana,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan menyebut respons PBB terhadap peringatan dini Israel kepada warga Gaza sebagai tindakan yang memalukan.

Seorang pejabat Hamas mengatakan, peringatan relokasi Gaza adalah propaganda palsu, dan mendesak warga untuk tidak tertipu.

Baca Juga : Syarat Indonesia Jadi Negara Maju, Gaji Pekerja Minimal Rp 10 Juta

Israel telah bersumpah untuk menghabisi kelompok militan Hamas yang memimpin serangan mendadak ke negaranya pada Sabtu 7/10/2023 lalu. Namun, invasi darat Israel ke Gaza akan menimbulkan risiko serius karena Hamas menyandera lebih dari 100 orang.

Kemudian para ahli telah memperingatkan bahwa invasi darat Israel yang diperkirakan akan terjadi akan mengakibatkan genosida massal yang mengerikan terhadap warga sipil Palestina, termasuk pengungsian massal.

Warga Palestina diperintahkan untuk pergi, namun mereka benar-benar terjebak dan tidak punya tempat untuk mencari keselamatan. Tidak ada listrik, Makanan dan bahan bakar.Israel telah membunuh sedikitnya 1.600 warga Palestina, termasuk lebih dari 400 anak-anak sejak Sabtu.

Dalam kurun waktu tersebut, Israel juga telah membunuh sedikitnya 12 pekerja PBB.